KESAN TENTANG ACARA BEBAS SAMPAH
Beberapa pengunjung maupun relawan pada acara yang bebas sampah menuliskan kesan lewat tulisan di blog pribadi. Bahkan ada yang sampai terdorong untuk merubah kebiasaan, setelah mengalami langsung acara yang bebas sampah.
Kesan dari Melinda (pengunjung)
Pelabelan tempat sampah yang sangat jelas, sehingga tidak ada sampah berceceran. "Di setiap kotak tercantum keterangan yang sangat jelas, sehingga siapapun tidak akan ragu-ragu ke mana harus meletakkan sampahnya. Hasilnya memang tidak ada sampah yang berceceran seperti umumnya dijumpai dalam acara-acara yang dihadiri banyak orang. (Aku membandingkannya dengan tempat sampah di sebuah sekolah yang terdiri atas 3 kotak : sampah organik, sampah non-organik dan daur ulang. Sangat membingungkan dan terbukti saat aku mengintip isi kotak sampah non-organik yang berisi kotak styrofoam, kertas bercampur plastik dan nasi sisa. iseng.com...hehehe....)" Tidak ada stand makanan yang menggunakan wadah sekali pakai
"...semua pedagang makanan menyajikan makanannya dengan tempat yang tradisional : piring kaca atau melamin serta sendok garpu logam yang bisa dipakai berulang-ulang atau daun pisang yang bisa dikompos. Tidak ada piring atau kotak berbahan styrofoam maupun plastik. Begitupula sendok garpunya" Brosur dibagikan dengan bijak
"...jarang peserta pameran yang menyediakan brosur untuk dibagikan ke pengunjung. Bukan pelit informasi. Sebagai gantinya, mereka menyediakan daftar isian bagi pengunjung untuk menuliskan alamat emailnya. Informasi akan dikirimkan melalui email. Umumnya memang brosur-brosur akhirnya hanya menjadi sampah, bahkan seringkali tidak dibaca." Tidak ada spanduk sponsor acara
"...dalam acara ini sama sekali tidak dijumpai produk-produk konsumen yang berasal dari perusahaan-perusahaan besar. Tidak ada spanduk-spanduk sponsor acara. Yang pasti, acara ini tidak meninggalkan sampah spanduk-spanduk sponsor begitu acara selesai." |
Kesan dari Lita Uditomo (pengunjung)
Terinspirasi dengan acara yang ramai tapi bisa bersih dan minim sampah "Saya pribadi sangat terinspirasi bagaimana membuat kegiatan yang dihadiri 2000-an pengunjung perharinya tapi bisa bersiiih, minim sampah dengan membuat aturan bagi pengunjung untuk membawa bekal makan dan gelas ( tumbler ) sendiri, menyediakan air galon isi ulang gratis, tidak menyediakan kresek & styrofoam di semua stand nya, dan menyediakan banyak banget tempat sampah terpilah lengkap dengan pasukan ‘Jirowes’ (zero waste) nya." Kesan Hiyashinta Klise (relawan seksi acara)
Terdorong membawa botol minum sendiri setelah mengalami langsung acara yang bersih dan minim sampah "Hari Senin pagi sebelum berangkat ke kantor, saya mengamati isi tas saya. Apa ya yang bisa saya kurangi agar botol minum ini bisa masuk ke dalamnya? Pilihan jatuh pada tas kosmetik yang memang cukup memakan tempat di tas saya. Baru saya sadari bahwa tak semua barang di tas kosmetik itu saya gunakan setiap harinya, saya hanya suka membawanya untuk berjaga-jaga kalau suatu saat diperlukan. Maka tas kosmetik itu pun saya keluarkan, digantikan dengan botol minum berisi air 500 ml. Kebiasaan ini masih bertahan sampai dengan saat ini. Berarti sudah hampir 2 minggu sejak acara Kumkum dilaksanakan. Lumayanlah, itu artinya sudah sekitar 20 sampah plastik dari gelas atau botol air mineral yang saya kurangi. Wah, ternyata kampanye semacam ini yang mempan buat saya, dan saya harap juga demikian dengan para pengunjung lainnya. Terima kasih Kumkum :-)" ››wikimu.com
Simak kesan lebih banyak dari blog para pihak yang terlibat maupun pengunjung
|