“Saya baru tahu kalau sampah yang dibakar dapat menghasilkan gas yang mengandung dioksin yang sangat berbahaya” (Siswi SMAN 1 Tangsel)
“Saya baru tahu kalau pembuangan sampah akhir sampah akan separah itu dan sangat berbahaya bagi lingkungan” (Siswi SMK Kebangsaan)
“Saya terkejut melihat ikat paus memakan sampah plastik, handuk kecil, dan botol yangmengakibatkan paus itu mati dan terdampat di pantai” (Siswi SMAN 10 Tangsel)
Demikian sebagian dari komentar penonton yang memenuhi Aula SMA Plus Pembangunan Jaya usai bersama-sama menyaksikan Film “TRASHED” hari minggu (16/3/14) lalu.
Acara pemutaran Film “TRASHED” tersebut, dipersiapkan oleh IQRO Club Tangerang Selatan bekerja sama dengan Forsil MBS, YfIBB, Bank Sampah Melati Bersih, WWF dan Jirowes. Acara pemutaran film yang sekaligus merupakan peluncuran komunitas Young Moslem Green Generation (YMGG) ini dihadiri tak kurang dari 170 anak muda perwakilan sekitar 20 sekolah dan remaja mesjid di daerah Bintaro dan Pondok Aren.
“Saya baru tahu kalau pembuangan sampah akhir sampah akan separah itu dan sangat berbahaya bagi lingkungan” (Siswi SMK Kebangsaan)
“Saya terkejut melihat ikat paus memakan sampah plastik, handuk kecil, dan botol yangmengakibatkan paus itu mati dan terdampat di pantai” (Siswi SMAN 10 Tangsel)
Demikian sebagian dari komentar penonton yang memenuhi Aula SMA Plus Pembangunan Jaya usai bersama-sama menyaksikan Film “TRASHED” hari minggu (16/3/14) lalu.
Acara pemutaran Film “TRASHED” tersebut, dipersiapkan oleh IQRO Club Tangerang Selatan bekerja sama dengan Forsil MBS, YfIBB, Bank Sampah Melati Bersih, WWF dan Jirowes. Acara pemutaran film yang sekaligus merupakan peluncuran komunitas Young Moslem Green Generation (YMGG) ini dihadiri tak kurang dari 170 anak muda perwakilan sekitar 20 sekolah dan remaja mesjid di daerah Bintaro dan Pondok Aren.
Diskusi usai pemutaran film
Acara pemutaran film berlanjut dengan diskusi yang dipandu perwakilan dari Jirowes. Para penonton diminta menjawab dua pertanyaan di sehelai kertas sisa lembar buku tulis bekas yang tidak habis terpakai. Komentar penonton di atas adalah jawaban dari pertanyaan pertama yang meminta penonton menuliskan “Apa hal/fakta yang baru diketahui atau membuat terkejut setelah menonton film Trashed?”
Lalu pertanyaan kedua adalah “Apa yang akan dilakukan terkait dengan sampah setelah menonton film Trashed?” Ternyata cukup banyak penonton yang tergerak untuk turut bertindak nyata dalam mengurangi sampah, seperti terungkap dari beberapa jawaban berikut.
“Mencoba mengurangi pengunaan kantong plastik” (Siswa SMAN 4 Tangsel)
“Membawa air dalam botol minum” (Siswi SMA Arif Rahman Hakim)
“Kalau membeli makan/minum bawa saja tempat sendiri, agar mengurangi sampah yang ada” (Siswi SMAN 11 Tangsel).
Penonton juga diajak untuk menghitung cepat agar dapat membayangkan volume sampah yang dihasilkan seluruh penduduk kota Tangsel tiap harinya. Di akhir diskusi, beberapa peserta yang membawa sapu tangan mendapat hadiah kejutan dari panitia. Sayangnya tidak ada peserta yang membawa tas/kantong belanja. Padahal panitia sudah menyiapkan pula hadiah bila ada.
Acara pemutaran film berlanjut dengan diskusi yang dipandu perwakilan dari Jirowes. Para penonton diminta menjawab dua pertanyaan di sehelai kertas sisa lembar buku tulis bekas yang tidak habis terpakai. Komentar penonton di atas adalah jawaban dari pertanyaan pertama yang meminta penonton menuliskan “Apa hal/fakta yang baru diketahui atau membuat terkejut setelah menonton film Trashed?”
Lalu pertanyaan kedua adalah “Apa yang akan dilakukan terkait dengan sampah setelah menonton film Trashed?” Ternyata cukup banyak penonton yang tergerak untuk turut bertindak nyata dalam mengurangi sampah, seperti terungkap dari beberapa jawaban berikut.
“Mencoba mengurangi pengunaan kantong plastik” (Siswa SMAN 4 Tangsel)
“Membawa air dalam botol minum” (Siswi SMA Arif Rahman Hakim)
“Kalau membeli makan/minum bawa saja tempat sendiri, agar mengurangi sampah yang ada” (Siswi SMAN 11 Tangsel).
Penonton juga diajak untuk menghitung cepat agar dapat membayangkan volume sampah yang dihasilkan seluruh penduduk kota Tangsel tiap harinya. Di akhir diskusi, beberapa peserta yang membawa sapu tangan mendapat hadiah kejutan dari panitia. Sayangnya tidak ada peserta yang membawa tas/kantong belanja. Padahal panitia sudah menyiapkan pula hadiah bila ada.
Acara minim sampah ternyata tak susah
Acara pemutaran Film “TRASHED” ini tidak sebatas memberikan pengetahuan baru bagi penonton, tapi juga mengajak langsung penonton mengalami acara yang minim sampah. Panitia telah mempersiapkan dengan cermat agar sampah yang dihasilkan acara terutama yang perlu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa seminimal mungkin.
Untuk itu sejak menyebarkan undangan, panitia sudah pro aktif mengajak para penonton membawa sendiri botol minum dari rumah. Panitia menyiapkan dua dispenser untuk isi ulang bila peserta kehabisan air minum. Khawatir ajakan tidak direspon, panitia berjaga-jaga dengan menyiapkan sekitar empat lusin gelas kaca. Alhamdulillah para penonton menyambut baik ajakan tsb dengan membawa botol minumnya.
Bahkan dipinggang Pak Dicky, sang ketua panitia acara, terlihat menggantung botol minum ketika memberikan sambutan di atas panggung. Sungguh indah cara dakwah dengan memberi teladan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Panitia benar-benar perlu diacungi jempol untuk niat yang sepenuh hati dalam mengurangi sampah acara.
Acara pemutaran Film “TRASHED” ini tidak sebatas memberikan pengetahuan baru bagi penonton, tapi juga mengajak langsung penonton mengalami acara yang minim sampah. Panitia telah mempersiapkan dengan cermat agar sampah yang dihasilkan acara terutama yang perlu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa seminimal mungkin.
Untuk itu sejak menyebarkan undangan, panitia sudah pro aktif mengajak para penonton membawa sendiri botol minum dari rumah. Panitia menyiapkan dua dispenser untuk isi ulang bila peserta kehabisan air minum. Khawatir ajakan tidak direspon, panitia berjaga-jaga dengan menyiapkan sekitar empat lusin gelas kaca. Alhamdulillah para penonton menyambut baik ajakan tsb dengan membawa botol minumnya.
Bahkan dipinggang Pak Dicky, sang ketua panitia acara, terlihat menggantung botol minum ketika memberikan sambutan di atas panggung. Sungguh indah cara dakwah dengan memberi teladan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Panitia benar-benar perlu diacungi jempol untuk niat yang sepenuh hati dalam mengurangi sampah acara.
Acara nonton film tentu kurang asyik kalau tidak ada santapan ringan. Panitia pun sudah menyiapkan aneka kue bebas bungkus plastik bagi seluruh penonton. Tiga jenis kue disajikan dalam wadah plastik berlabel no. 5, yang aman untuk kesehatan bila dipakai ulang. Harapannya wadah kue ini sehari-hari bisa selalu dibawa oleh peserta bila ingin jajan, agar dapat mengurangi sampah bungkus makanan. Termasuk juga dibawa dalam acara-acara YMGG selanjutnya.
Seluruh upaya yang dilakukan panitia untuk mengurangi sampah ternyata tak sia-sia. Total berat sampah di akhir acara tak lebih dari 1 kg. Sejujurnya jarum penunjuk timbangan gantung nyaris tak bergerak. Sampah yang terkumpul dalam tempat sampah terpilah yang disediakan panitia terdiri dari beberapa potongan kertas, 1 botol plastik dan 2 tutup galon, sekitar 700 gr sampah daun pembungkus lontong, dan sekantong kecil sampah ke TPA. Praktis sampah yang dibuang ke TPA dari acara yang dihadiri total 200 penonton termasuk panitia ini hanya sekitar 1 gr per orang. Wah... bikin acara yang minim sampah ternyata tak susah!
Seluruh upaya yang dilakukan panitia untuk mengurangi sampah ternyata tak sia-sia. Total berat sampah di akhir acara tak lebih dari 1 kg. Sejujurnya jarum penunjuk timbangan gantung nyaris tak bergerak. Sampah yang terkumpul dalam tempat sampah terpilah yang disediakan panitia terdiri dari beberapa potongan kertas, 1 botol plastik dan 2 tutup galon, sekitar 700 gr sampah daun pembungkus lontong, dan sekantong kecil sampah ke TPA. Praktis sampah yang dibuang ke TPA dari acara yang dihadiri total 200 penonton termasuk panitia ini hanya sekitar 1 gr per orang. Wah... bikin acara yang minim sampah ternyata tak susah!