Festival Pendidikan Rumah (FESPER) adalah kegiatan tahunan keluarga praktisi pendidikan rumah (homeschooling/home education). FESPER yang telah diadakan sejak tahun 2013 berbentuk acara kemah keluarga selama 3 hari 2 malam. Selama waktu tsb, seluruh peserta (orang tua & anak) melakukan kegiatan bersama, baik yang dijadwalkan oleh panitia maupun berjejaring di waktu bebas.
FESPER ke-3 (FESPER2015) baru saja berlangsung di Cibodas Golf Park, Kab. Cianjur, Jawa Barat pada 11 s.d. 13 Agustus 2015. Acara yang berlangsung di area perkemahan seluas 2,5 ha ini diikuti sekitar 150 keluarga atau total sebanyak 500 peserta (termasuk panitia dan komunitas pendukung acara). Sekitar 40% peserta adalah anak-anak usia mulai 3 bulan hingga 16 tahun. Peserta datang tidak hanya dari Jabodetabek, dan seluruh propinsi di Pulau Jawa, tapi juga dari luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi.
FESPER ke-3 (FESPER2015) baru saja berlangsung di Cibodas Golf Park, Kab. Cianjur, Jawa Barat pada 11 s.d. 13 Agustus 2015. Acara yang berlangsung di area perkemahan seluas 2,5 ha ini diikuti sekitar 150 keluarga atau total sebanyak 500 peserta (termasuk panitia dan komunitas pendukung acara). Sekitar 40% peserta adalah anak-anak usia mulai 3 bulan hingga 16 tahun. Peserta datang tidak hanya dari Jabodetabek, dan seluruh propinsi di Pulau Jawa, tapi juga dari luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Sejak awal perencanaan, FESPER2015 dirancang dengan cermat agar minim sampah, baik sampah yang berpotensi dihasilkan dari kegiatan maupun aktivitas pribadi. Target edukasi yang ditetapkan tidak lagi sekedar mengajak membuang sampah pada tempatnya, melainkan mengajak untuk mengurangi sampah. Berlawanan dengan kebiasaan umum, panitia FESPER2015 justru tidak menyediakan tempat sampah, kecuali lubang untuk sampah organik, demi mendorong peserta mengurangi sampah.
"Ini kemping terbersih yang pernah kami ikuti. Dari awal publikasi peserta dibombardir dengan informasi seputar zero waste termasuk barang yg tidak dianjurkan untuk dibawa."
Bagaimana mungkin acara yang tidak menyediakan tempat sampah bisa bebas dari sampah berserakan? Acara yang tempat sampahnya banyak saja biasa masih ditemukan sampah berserakan.
Kombinasi perencanaan cermat oleh panitia dan para keluarga pembelajar yang menyambut dengan antusias ajakan mengurangi sampah sebagai tantangan, membuat kemah keluarga minim sampah bisa jadi nyata di FESPER2015!
Mari simak secara lengkap strategi yang dijalankan, bagaimana pelaksanaannya, serta kekurangan yang dapat diperbaiki. Tulisan ini dimaksudkan sebagai catatan agar dapat diduplikasi secara bebas oleh siapapun dalam berbagai kesempatan lain.
Kombinasi perencanaan cermat oleh panitia dan para keluarga pembelajar yang menyambut dengan antusias ajakan mengurangi sampah sebagai tantangan, membuat kemah keluarga minim sampah bisa jadi nyata di FESPER2015!
Mari simak secara lengkap strategi yang dijalankan, bagaimana pelaksanaannya, serta kekurangan yang dapat diperbaiki. Tulisan ini dimaksudkan sebagai catatan agar dapat diduplikasi secara bebas oleh siapapun dalam berbagai kesempatan lain.
Mengapa perlu mengurangi sampah?
Cibodas Golf Park membayar retribusi kepada Pemkab Cianjur untuk layanan pengangkutan sampah. Seberapa efektif layanan tsb berjalan menjadi tanda tanya ketika di sekitar area perkemahan terlihat tumpukan sampah maupun sisa bakaran. Terlebih setelah ditelisik lebih jauh diketahui bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung yang dimiliki Kabupaten Cianjur sudah melampaui kapasitas dan hanya sebatas open dumping (pembuangan terbuka). [1] Secara alami sampah organik dapat terurai bila dikubur dan kembali menjadi tanah. Tapi tidak demikian dengan sampah non organik seperti styrofoam, plastik, logam, maupun kaca. Bahkan bila sampah styrofoam dan plastik dibakar, dapat dihasilkan gas dioksin yang berbahaya bagi kesehatan kita semua. Tentu tidak ada yang mau bila acara baik yang diniatkan menyebabkan dampak yang merugikan bagi orang lain. |
Didorong alasan tsb, kepanitian FESPER2015 yang dimotori Klub Oase berkomitmen menekan sampah acara terutama non organik agar seminimal mungkin (zero waste). Bagi Klub Oase, ini adalah pengalaman kedua dalam mempersiapkan acara minim sampah, setelah sebelumnya sukses diterapkan pada acara Bincang Seru Homeschooling.
“Sebenarnya acara seperti ini yang kami inginkan!”
Sambut Pak Utis, penanggungjawab lapangan Cibodas Golf Park, ketika mendengar penjelasan panitia FESPER2015 tentang rencana mengurangi sampah acara. Beliau dengan cepat menyanggupi ketika panitia meminta dibuatkan lubang untuk sampah organik dan tempat cuci piring.
Respon positif juga datang dari pengelola yang bertanggungjawab terhadap konsumsi. Panitia dengan detail menjelaskan supaya makanan disajikan prasmanan dan minim sampah, tanpa perlu disediakan peralatan makan. Panitia sekaligus menawarkan kepada pengelola untuk membuka warung FESPER2015, dengan syarat minuman dan makanan yang dijual bebas kemasan.
Jenis minuman dan makanan yang disarankan dijual di warung adalah air hangat,kopi/teh tubruk, nasi putih, telur mentah (dapat dimasak sesuai permintaan), gorengan, rebusan, snack bungkus daun, dan buah-buahan.
Respon positif juga datang dari pengelola yang bertanggungjawab terhadap konsumsi. Panitia dengan detail menjelaskan supaya makanan disajikan prasmanan dan minim sampah, tanpa perlu disediakan peralatan makan. Panitia sekaligus menawarkan kepada pengelola untuk membuka warung FESPER2015, dengan syarat minuman dan makanan yang dijual bebas kemasan.
Jenis minuman dan makanan yang disarankan dijual di warung adalah air hangat,kopi/teh tubruk, nasi putih, telur mentah (dapat dimasak sesuai permintaan), gorengan, rebusan, snack bungkus daun, dan buah-buahan.
Target dan strategi mengurangi sampah FESPER2015
Secara spesifik target minim sampah dalam acara FESPER2015 adalah sbb:
1. Bebas dari sampah styrofoam
2. Produksi sampah minimal, terutama sampah yang berupa:
- gelas/botol/kaleng air mineral & minuman lainnya
- bungkus makanan
- plastik kresek baik yang dapat hancur maupun tidak
- tisu
- materi cetak (flyer/brosur dll)
3. Area kegiatan bersih dari sampah dan peralatan makan berserakan;
4. Sampah non organik dibawa pulang ke rumah oleh tiap peserta
5. Merokok hanya diijinkan di area khusus merokok
Untuk mencapai target tsb, maka strategi dasar yang dipersiapkan panitia untuk menekan produksi sampah adalah:
Strategi mengurangi sampah konsumsi yang diterapkan panitia:
1. Bebas dari sampah styrofoam
2. Produksi sampah minimal, terutama sampah yang berupa:
- gelas/botol/kaleng air mineral & minuman lainnya
- bungkus makanan
- plastik kresek baik yang dapat hancur maupun tidak
- tisu
- materi cetak (flyer/brosur dll)
3. Area kegiatan bersih dari sampah dan peralatan makan berserakan;
4. Sampah non organik dibawa pulang ke rumah oleh tiap peserta
5. Merokok hanya diijinkan di area khusus merokok
Untuk mencapai target tsb, maka strategi dasar yang dipersiapkan panitia untuk menekan produksi sampah adalah:
- Promo acara lewat medsos
- Melarang sama sekali penggunaan styrofoam baik dalam properti acara, kegiatan komunitas, dan konsumsi.
- Memilih ragam kegiatan bersama komunitas yang tidak menghasilkan/minim sampah
- Meminimalkan pembuatan spanduk dan materi cetak lainnya
- Mengurangi sampah konsumsi
- Hanya menyediakan lubang untuk sampah organik dan mewajibkan seluruh peserta untuk membawa kembali pulang sampah non-organik yang dihasilkan.
- Menyediakan jemuran untuk mengurangi pemakaian tisu, pospak, dan pembalut
- Menyediakan area khusus merokok di luar area kegiatan
Strategi mengurangi sampah konsumsi yang diterapkan panitia:
- Menyediakan air galon untuk kebutuhan minum dan masak seluruh peserta
- Memberikan kebebasan bagi peserta untuk mengupayakan makanan sendiri, agar sesuai selera dan porsinya. Dihimbau yang bebas kemasan.
- Menyediakan opsi pesan makan pada panitia yang disajikan prasmanan, tapi wajib membawa peralatan sendiri.
- Menyediakan warung yang menjual aneka minuman & makanan bebas kemasan, untuk membantu peserta mengurangi bawaan makanan yang berkemasan.
- Menyediakan tempat cuci piring dan bahan pembersih alami, agar peserta dapat membersihkan peralatan makan dan minumnya sendiri.
Respon peserta terhadap ajakan mengurangi sampah
Sungguh menarik mengamati respon para peserta ketika diajak mengurangi sampah acara FESPER2015 melalui Grup FB peserta. Alih-alih merasa direpotkan, semua komentar yang masuk justru memandangnya sebagai tantangan. Bahkan Prima Dianita, salah seorang peserta yang tidak pesan makan, segera berinisiatif membuat thread untuk saling berbagi ide jenis makanan bebas kemasan yang akan dibawa.
Peserta juga berkoordinasi secara mandiri dalam mengupayakan pompa air galon ketika pembagian kelompok tenda sudah diumumkan dan air galon akan didistribusikan per kelompok. Peserta yang memiliki pompa di rumah dengan sukarela menawarkan bagi kelompoknya.
Beberapa posting di Grup FB peserta juga konstruktif mendorong peserta lain untuk mengurangi sampah. Di antaranya postingan Ari Novianti Riadi yang bersiap membawa popok kain (clodi) demi mengurangi pemakaian popok sekali pakai (pospak). Juga postingan Noor Widyaningsih yang sedang menjahit kain perca menjadi lap dan kantong-kantong kain kecil untuk kantong sampah.
Bahkan menjelang hari keberangkatan para peserta saling mengirimkan foto-foto proses packing. Terlihat jelas dari bawaan peserta upaya luar biasa yang dilakukan demi mengurangi sampah acara.
Peserta juga berkoordinasi secara mandiri dalam mengupayakan pompa air galon ketika pembagian kelompok tenda sudah diumumkan dan air galon akan didistribusikan per kelompok. Peserta yang memiliki pompa di rumah dengan sukarela menawarkan bagi kelompoknya.
Beberapa posting di Grup FB peserta juga konstruktif mendorong peserta lain untuk mengurangi sampah. Di antaranya postingan Ari Novianti Riadi yang bersiap membawa popok kain (clodi) demi mengurangi pemakaian popok sekali pakai (pospak). Juga postingan Noor Widyaningsih yang sedang menjahit kain perca menjadi lap dan kantong-kantong kain kecil untuk kantong sampah.
Bahkan menjelang hari keberangkatan para peserta saling mengirimkan foto-foto proses packing. Terlihat jelas dari bawaan peserta upaya luar biasa yang dilakukan demi mengurangi sampah acara.
Di luar dugaan usai acara FESPER2015, baru diketahui ternyata konsep minim sampah punya daya tarik tersendiri bagi peserta. Nina Pierre, menulis dalam status FB-nya pasca FESPER2015
“Konsep zero waste camping ini sebenarnya yang paling mendorong kami ikut serta ke Cibodas”.
Pelaksanaan FESPER2015 yang minim sampah
Spanduk Kawasan Zerowaste - Peserta langsung disambut spanduk ukuran 2 x 3 m yang bertuliskan "Selamat Datang di Kawasan Zerowaste" ketika memasuki area perkemahan. Spanduk yang memuat seluruh target minim sampah tsb bertujuan untuk memastikan seluruh panitia, peserta dan komunitas pendukung acara mengetahui aturan minim sampah yang berlaku di acara FESPER2015.
Signage - Beragam papan petunjuk (signage) hasil disain Adinda Hady tersebar di area perkemahan untuk mengarahkan panitia dan peserta agar berlaku seperti yang diharapkan. Armely Meiviana sempat mendokumentasikan beberapa penempatan signage.
Pemasangan signage ini ternyata memakan waktu cukup banyak, disamping area perkemahan yang luas, peralatan seperti golok, tali, tongkat/bambu jumlahnya juga terbatas. Hal ini menyebabkan briefing ulang terhadap pemilik warung di FESPER2015 luput dilaksanakan.
Pemasangan signage ini ternyata memakan waktu cukup banyak, disamping area perkemahan yang luas, peralatan seperti golok, tali, tongkat/bambu jumlahnya juga terbatas. Hal ini menyebabkan briefing ulang terhadap pemilik warung di FESPER2015 luput dilaksanakan.
Tim Zerowaste - Tim Zerowaste dikomandoi Rahdian Saepuloh aka Ayah Kiran, diperkuat oleh Armely Meiviana (Melly) , Kristanti Wisnu Aji (Inu), dan Dominika Arumdati yang berpengalaman menyelenggarakan acara minim sampah, serta 15 orang freelancer. Tim ini bertanggungjawab terhadap seluruh persiapan teknis zerowaste di lapangan, seperti memasang signage, mendistribusikan air galon, memandu peserta saat membuang sampah di lubang sampah organik, serta mengawasi pelaksanaan konsep minim sampah dan melakukan penyesuaian yang diperlukan di lapangan. Seluruh freelancer sudah mendapat pelatihan khusus satu minggu sebelum acara berlangsung.
Arahan dari Tim Zerowaste - Penjelasan tentang zerowaste kepada seluruh peserta FESPER2015 yang sedianya jadi salah satu agenda pembukaan tidak dapat terlaksana dan baru dilakukan pada hari kedua sesi setelah ISHOMA sore.
Arahan dari Host Acara - Sepanjang acara seluruh host acara di panggung utama tak henti-hentinya mengingatkan dan mengarahkan seluruh peserta dan pendukung acara untuk menjaga kebersihan area perkemahan.
Air galon - Sebanyak 94 galon air untuk minum dan masak yang didistribusikan ke tiap dusun dan pusat kegiatan berhasil mengurangi sampah gelas/botol air mineral. Peserta bahkan mampu berkoordinasi secara internal dalam kelompoknya untuk menyediakan pompa galon secara mandiri.
Katering lokal - Sekitar 75% dari total peserta (365 pax) memilih memesan makanan dan sisanya mengupayakan sendiri. Tersedianya opsi pesan makanan pada pengelola lokal efektif mengurangi sampah kemasan makanan. Pengelola relatif berhasil memenuhi permintaan untuk menghidangkan 5x makan dan 2x snack bebas sampah non organik. Sedikit kekurangan karena ada sebagian kerupuk yang ternyata dibungkus satuan dalam kantong plastik. Ida Dahlia Luther sempat mendokumentasi proses memasak katering yang juga minim sampah non organik.
Perlengkapan makan - Sekitar 95% pemesan konsumsi membawa perlengkapan makan dari rumah. Ada beberapa personil komunitas pendukung acara yang lupa, tapi berhasil mengatasinya secara mandiri. Sehingga rencana menyediakan peminjaman perlengkapan makan/minum tidak perlu
Memasak sendiri - Tidak ada data yang memadai tentang jenis makanan keluarga yang tidak pesan makanan. Namun tertangkap kamera beberapa keluarga yang membawa makanan sendiri terlihat menggunakan wadah pakai ulang.
Tempat cuci piring - Tersedia 2 titik tempat cuci piring yang masing-masing memiliki 10 pancuran. Pembersih alami (lerak dan gambas) cukup bagi seluruh peserta dibawakan oleh Dominika Arumdati, peserta dari Jogja. Bahkan saat penutupan FESPER2015 masih tersisa lerak yang bisa dibawa pulang oleh beberapa peserta. Pembersih alami ini efektif mengurangi pemakaian sabun cuci kimia, walaupun beberapa peserta teramati masih membawa sabun dan busa pencuci piring dari rumah. |
Lubang sampah organik - Didekat tempat cuci piring terdapat lubang sampah organik. Di tiap lubang tsb diawasi oleh dua orang anggota tim zerowaste sepanjang waktu ISHOMA untuk memandu peserta bila masih bingung membedakan sampah organik dan non organik. Selain mereka juga memastikan peserta membuang sisa makanan hingga tak bersisa di wadah makanan, agar tempat cuci piring tidak kotor oleh sisa-sisa makanan.
Bila diamati di lubang tsb masih ditemukan sampah non-organik. Selain itu sampah sisa makanan, terutama nasi bahkan ada seperti belum tersentuh, terlihat banyak sekali dibuang di lubang tsb :-(.
Bila diamati di lubang tsb masih ditemukan sampah non-organik. Selain itu sampah sisa makanan, terutama nasi bahkan ada seperti belum tersentuh, terlihat banyak sekali dibuang di lubang tsb :-(.
Warung resmi FESPER2015 - Ada 2 warung di FESPER2015, warung di dekat Dusun 2 dikelola oleh karyawan Cibodas Golf Park dan warung di dekat Dusun 8 dikelola oleh pemilik warung yang berlokasi di pintu Taman Nasional Gede Pangrango. Warung Dusun 2 masih menjual beragam minuman sachet, mie instant, dan mie seduh. Sementara Warung Dusun 8 relatif lebih mematuhi ketentuan panitia, bahkan di hari kedua sempat tersedia jeruk manis. Sebenarnya Warung Dusun 8 ini masih menyediakan mie instant, namun pemilik akan menganjurkan untuk menyantapnya di warung miliknya yang berlokasi di luar area FESPER2015 :-)
Salah satu hal yang terlewat memang melakukan briefing ulang terhadap pengelola warung tentang konsep minim sampah.
Salah satu hal yang terlewat memang melakukan briefing ulang terhadap pengelola warung tentang konsep minim sampah.
Bebas styrofoam - FESPER2015 gagal bebas styrofoam karena masih ada sisa kemasan mie seduh baik yang berasal dari warung dekat Dusun 2 maupun bekal dari rumah peserta.
MCK - Dua titik MCK di area perkemahan dan satu titik MCK di kantor pengelola tidak bisa bebas tempat sampah non organik. Pada saat datang pengelola sudah menempatkan sebuah kantong plastik hitam sebagai tempat sampah di kedua titik MCK yang berlokasi di perkemahan. Tim zerowaste akhirnya menyimpan kantong tsb pada malam harinya. Sementara untuk MCK di kantor pengelola tidak diintervensi apapun, karena area tsb bersifat publik dan di luar wewenang panitia. Menjelang siang keesokan harinya terlihat beberapa pospak berserakan di sekitar MCK yang di area perkemahan, sehingga akhirnya diputuskan untuk menyediakan kembali kantong plastik hitam sampah di MCK tsb.
Area Jemuran - Area menjemur batal disediakan oleh panitia menimbang luasnya area perkemahan. Tiap keluarga dibebaskan untuk memilih tempat untuk menjemur. Panitia menyediakan tongkat dan tali bila memerlukan. Beberapa keluarga dengan bayi tampak sudah siap dengan jemuran untuk clodi dari rumah.
Penutupan FESPER2015 - Saat beres-beres menjelang penutupan, host acara kembali mengingatkan seluruh peserta FESPER2015 untuk meninggalkan tenda dan dusun dalam keadaan bersih, serta membawa pulang sampah non organiknya. Penutupan acara FESPER2015 ditandai dengan ditutupnya lubang sampah organik oleh Ketua Panitia dan para peserta lainnya.
MCK - Dua titik MCK di area perkemahan dan satu titik MCK di kantor pengelola tidak bisa bebas tempat sampah non organik. Pada saat datang pengelola sudah menempatkan sebuah kantong plastik hitam sebagai tempat sampah di kedua titik MCK yang berlokasi di perkemahan. Tim zerowaste akhirnya menyimpan kantong tsb pada malam harinya. Sementara untuk MCK di kantor pengelola tidak diintervensi apapun, karena area tsb bersifat publik dan di luar wewenang panitia. Menjelang siang keesokan harinya terlihat beberapa pospak berserakan di sekitar MCK yang di area perkemahan, sehingga akhirnya diputuskan untuk menyediakan kembali kantong plastik hitam sampah di MCK tsb.
Area Jemuran - Area menjemur batal disediakan oleh panitia menimbang luasnya area perkemahan. Tiap keluarga dibebaskan untuk memilih tempat untuk menjemur. Panitia menyediakan tongkat dan tali bila memerlukan. Beberapa keluarga dengan bayi tampak sudah siap dengan jemuran untuk clodi dari rumah.
Penutupan FESPER2015 - Saat beres-beres menjelang penutupan, host acara kembali mengingatkan seluruh peserta FESPER2015 untuk meninggalkan tenda dan dusun dalam keadaan bersih, serta membawa pulang sampah non organiknya. Penutupan acara FESPER2015 ditandai dengan ditutupnya lubang sampah organik oleh Ketua Panitia dan para peserta lainnya.
Pendapat peserta tentang pelaksanaan minim sampah
Tim zerowaste tidak mungkin sanggup memantau kebersihan seluruh area perkemahan yang begitu luas. Untuk itu peserta dilibatkan dalam penilaian melalui survei yang berisi enam pertanyaan.
- Sebanyak 22 peserta terpilih secara acak sebagai responden,
- Sebanyak 59% di antaranya adalah perempuan, sisanya laki-laki.
- Anak-anak turut diminta pendapatnya. 32% responden adalah anak-anak
- Kota domisili responden beragam, 59% berasal dari Jabodetabek, selebihnya berasal dari kota-kota lain di Pulau Jawa.
Pertanyaan#1: Bagaimana pendapatmu tentang pelaksanaan "kemah minim sampah" secara umum di FESPER2015?
Sebanyak 59% responden menilainya berjalan baik. Selebihnya berpendapat pelaksanaannya masih bisa lebih baik lagi. Tidak ada yan berpendapat buruk.
Sebanyak 59% responden menilainya berjalan baik. Selebihnya berpendapat pelaksanaannya masih bisa lebih baik lagi. Tidak ada yan berpendapat buruk.
Pertanyaan#2: Bagaimana pendapatmu tentang pelaksanaan "kemah minim sampah" di area berikut?
50% responden menilai tempat cuci piring seharusnya bisa lebih bersih dari lerak sisa yang berserakan.
Pertanyaan#3: Apakah kamu sempat menemukan sampah berserakan di area kemah? Bila ya, mohon sebutkan jenisnya.
59% responden menjawab YA.
Jenis sampah ditemukan meliputi kertas, koran, kertas nasi, tisu, gelas plastik, bungkus permen, tutup galon, sedotan, bungkus sedotan aqua, bungkus rokok, plastik, bungkus lontong, dan ubi. Untuk beberapa jenis sampah menjadi tanda tanya apakah dihasilkan peserta FESPER2015 atau sudah ada sebelumnya.
Pertanyaan#4: Apakah kamu menemukan sampah non organik di lubang sampah organik?
50% responden menjawab YA.
Jenis sampah yang ditemukan kertas nasi, pospak, plastik, kantong kresek, kotak susu, botol aqua, pop mie, sachet milo, dan sachet sambal.
Pertanyaan#5: Menurutmu, hal apa yang paling menyulitkan dari penerapan kemah mini sampah?
59% responden menjawab setiap hari, 18% di kegiatan-kegiatan lainnya, dan 5% di tiap FESPER.
59% responden menjawab YA.
Jenis sampah ditemukan meliputi kertas, koran, kertas nasi, tisu, gelas plastik, bungkus permen, tutup galon, sedotan, bungkus sedotan aqua, bungkus rokok, plastik, bungkus lontong, dan ubi. Untuk beberapa jenis sampah menjadi tanda tanya apakah dihasilkan peserta FESPER2015 atau sudah ada sebelumnya.
Pertanyaan#4: Apakah kamu menemukan sampah non organik di lubang sampah organik?
50% responden menjawab YA.
Jenis sampah yang ditemukan kertas nasi, pospak, plastik, kantong kresek, kotak susu, botol aqua, pop mie, sachet milo, dan sachet sambal.
Pertanyaan#5: Menurutmu, hal apa yang paling menyulitkan dari penerapan kemah mini sampah?
- Mengurangi pemakaian popok sekali pakai (pospak). Beberapa peserta sebenarnya sudah biasa memakai popok kain (clodi), namun cuaca yang dingin membuat clodi sulit kering setelah dicuci. Ari Novianti sukses bebas pospak dengan berbekal 25 buah clodi yang hanya tersisa 2 buah saat acara usai.
- Mencari pengganti cemilan berkemasan kesukaan anak-anak.
- Bawaan jadi lebih banyak karena membawa banyak wadah berisi makanan berkemasan yang dipindahkan ke wadah tsb.
- Kantong plastik masih dibutuhkan untuk membungkus pakaian, alat mandi, atau makanan yang berminyak.
59% responden menjawab setiap hari, 18% di kegiatan-kegiatan lainnya, dan 5% di tiap FESPER.
Jumlah sampah non organik yang dihasilkan
Berbeda dengan acara minim sampah lainnya dimana sampah acara dikumpulkan di tempat sampah secara terpilah dan dapat ditimbang di penghujung acara, maka di FESPER2015 tidak bisa dilakukan penimbangan karena sampah non-organik dibawa pulang oleh peserta. Agar dapat didokumentasikan, Tim Zerowaste meminta peserta untuk berfoto bersama sampah non-organik yang dihasilkan. Sebanyak 11 keluarga merespon permintaan ini. Terima kasih banyak :-D
"Plastik sampah non-organik tenda 0910 selama 2hari 2malam yg mostly isi nya popok anak2 dan bungkusan cemil2an. Belom bisa full #ZEROWASTE tahun ini. Smoga di FESPER slnjt nya bisa lebih berkurang lg." "Berhasil zerowaste dgn bawa 25 clodi dan bikin lap-lap kecil untuk bayi meler dan ke toilet. Kami bawa pulang hasil mungut sampah yang berserakan." "Ini sampah kami dari kel. Nur Hidayat dusun 12. Yg organik dan non organik. Terimakasih tim #ZeroWaste yg telah mengedukasi kami bahwa buang sampah pada tempatnya saja itu tidak cukup. Reduce ReUse Recycle. Selama ini melompati yg pertama. Kami akan memulai belajar meski belum ideal, paling tidak berusaha untuk tidak menyampah. Go #ZeroWaste ^__^ " "Laporan sampah non-organik kami di #fesper2015. Barang bawaan segambreng, its all worth it! Sementara sampah temuan sebagian besar tali rafia. Panitia sepertinya terlalu banyak memakai tali rafia." | "Ini adalah kumpulan sampah non organik Dusun 3. Karena penghuni dusun sudah berpencar akhirnya kami mewakili Untuk foto didepan lubang sampah organik. Terimakasih untuk panitia yang sudah bikin banyak acara keren dan minim sampah, anak2pun belajar bagaimana memilah sampah organik dan non organik. Mudah2an di fesper berikutnya sudah benar2 bisa zero waste." "Ini sampah kami, mostly hasil 'memulung' sampah yang tercecer dan sedikit kemasan makanan. Konsep zero waste camping ini sebenarnya yang paling mendorong kami ikut serta ke Cibodas. Fesper 2015 kece banget!" "Banyak belajar ttg zero waste ini, akibat kenyamanan selama ini memakai barang2 unorganik." "Beginilah kalau kemping bertema #ZeroWaste, 3 hari kemah sampah pribadi kami cuma sisa batre bekas, dan 2 plastik sisa makanan yg dikasih tetangga sebelah2 tenda (terimakasih teman2). Ini kemping terbersih yg pernah kami ikuti. Dari awal publikasi peserta dibombardir dengan informasi seputar zero waste termasuk barang yg tidak dianjurkan untuk dibawa. Panitia #Fesper2015 keren lah! Bisa ngatur ratusan keluarga praktisi dan peminat Homeschooling untuk ikut cara hidup keren ini. Terimakasih banyak ya kami diundang untuk ikut belajar bersama di acara ini." |
Sampah bersama - Selain sampah non-organik yang dibawa pulang peserta, terkumpul sekitar 3 kantong hitam besar sampah non organik yang berasal dari 2 MCK dan sampah yang berserakan. Sampah dari MCK sebagian besar adalah pospak dan tisu. Sayangnya sampah bersama ini lupa di foto sebelum diserahkan ke pengelola Cibodas Golf Park. Tempat sampah di MCK kantor pengelola juga dipenuhi pospak, tapi Tim Zerowaste tidak mengumpulkan sampah tsb.
Saran perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya
Sampah yang masih dapat dikurangi:
- Sampah dari warung. Komunikasi ulang dengan pihak ketiga yang berpotensi menghasilkan sampah sebelum acara dimulai, sekalipun sudah pernah dilakukan sebelumnya. Kemasan styrofoam mie seduh dari warung sebenarnya bisa dicegah bila hal tsb dilakukan. Peserta sebagai pembeli sebenarnya bisa mencegah styrofoam dengan tidak memunculkan permintaan mie seduh berstyrofoam pada penjual.
- Sampah sisa makanan, dengan menyarankan peserta mengambil makanan prasmanan secukupnya. Bekal makanan juga perlu diperhitungkan jumlahnya dan sebaiknya pilih yang bisa tahan lama seperti buah.
- Sampah kemasan makanan di rumah, bukan sebatas menyalinnya ke wadah pakai ulang dan meninggalkan sampahnya di rumah, karena di perkotaan pun sampah juga menimbulkan masalah.
- Sampah kepanitiaan, dengan mengurangi perlengkapan yang sifatnya "sekali pakai", seperti: penanda kavling tenda dan penggunaan tali rafia yang terlalu banyak.
- Name tag. Peserta mengusulkan untuk membuat name tag masing-masing daripada menggunakan kantong plastik name tag yang mudah rusak.
- Booklet. Denah lokasi dan jadwal acara bisa dicetak dalam ukuran besar, lalu ditempatkan di beberapa lokasi strategis sebagai pengganti booklet yang ada dalam kantong plastik name tag. Sebagai pendukung bisa disiapkan pula versi digital untuk diunduh peserta sebelum acara ke ponselnya.
- Pospak dan pembalut, semaksimal mungkin gunakan popok kain (clodi) dan pembalut kain (menspad) karena belum ada solusi untuk pembuangannya.
- Maksud pembatasan pemakaian kantong plastik perlu diluruskan. Pemakaian plastik untuk keperluan keamanan dan darurat seperti pakaian, perlengkapan mandi, dan bungkus makanan supaya tidak tumpah sebenarnya masih bisa ditoleransi. Kantong plastik tsb bisa dipakai berulang kali, bahkan kalau kotor dicuci.
- Arahan konsep minim sampah kepada peserta perlu disampaikan saat pembukaan untuk memastikan seluruh peserta sepaham tentang target minim sampah.
- Denah lokasi kegiatan perlu ada setidaknya H-7 agar Tim Zerowaste bisa mengantisipasi sebaran peserta dan merencanakan penempatan signage.
- Perlengkapan dan peralatan kerja zerowaste perlu dipersiapkan dengan baik, agar pekerjaan di lapangan bisa lancar. Akan lebih baik jika spanduk dan signage sudah dipasang sejak H-1 bila area kegiatan luas.
- Metode evaluasi jumlah sampah non-organik yang dihasilkan perlu diperbaiki agar terkumpul data yang lebih akurat. Misal dengan menyebar tim zerowaste ke tiap dusun saat peserta beres-beres untuk memotret serta mendata jumlah dan jenis sampah non organik dari peserta.
Penutup
Sungguh sebuah kebahagian berada di tengah-tengah komunitas pembelajar yang memandang positif ajakan perubahan untuk kebaikan. Untuk itu Tim Zerowaste ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih bagi seluruh peserta, dan komunitas pendukung acara atas segala upayanya untuk membuat FESPER2015 dapat terselenggara minim sampah! Semoga bisa menjadi tradisi bagi pelaksanaan FESPER dan juga dalam keseharian.
Sepertinya hemat listrik dan naik angkutan umum akan menjadi tantangan bersama yang mengasyikkan untuk ditaklukan bagi keluarga pembelajar pada FESPER berikutnya :-)
Sepertinya hemat listrik dan naik angkutan umum akan menjadi tantangan bersama yang mengasyikkan untuk ditaklukan bagi keluarga pembelajar pada FESPER berikutnya :-)
Referensi:
[1] TPA Pasir Sembung Tak Ideal, Pemkab Cianjur Susah Cari Tempat Relokasi (Harian Pikiran Rakyat, 27 Februari 2014)
Kontributor: SS
[1] TPA Pasir Sembung Tak Ideal, Pemkab Cianjur Susah Cari Tempat Relokasi (Harian Pikiran Rakyat, 27 Februari 2014)
Kontributor: SS